Tak hanya dalam penyelenggaraan pameran seni rupa saja, hospitality terjadi di banyak event. Meeting, gathering, pentas seni, festival, tur, dan masih banyak lagi. Hospitality ini merupakan aspek penting yang kerap kali diletakkan pada prioritas buntut, padahal hospitality bisa menjadi cerminan dari sesuatu yang kita buat.
Sebelumnya, kita harus memahami apa itu hospitality. Hospitality dalam Bahasa Indonesia ialah keramahan atau keramahtamahan atau bisa juga kesediaan menerima tamu. Tanpa dijelaskan dengan berbagai definisi dan babibu, kita sudah bisa memahami arti dari hospitality ini. Ya, dalam sebuah penyelenggaraan seni rupa, hospitality tentu sangat dibutuhkan. Mengundang narasumber ataupun pengisi acara dibutuhkan kemampuan hospitality yang baik. Kita tidak bisa sembarangan mengundang dengan cara, "oi, dateng ngisi acaraku mau nggak?" kemudian menunggu kedatangan mereka, tampil, kemudian selesai. Dibutuhkan profesionalitas dalam undang mengundang sekalipun yang diundang adalah teman atau saudara sendiri. Hal sederhana seperti hospitality saja masih sering sekali diabaikan dan menjadi hal remeh yang tidak perlu dipikirkan.
Dalam beberapa kasus yang Saya temui, seringkali tamu undangan pada beberapa pameran seni rupa yang mengadu keluhan pada Saya (padahal Saya bukan panitia) menyatakan bahwa ia merupakan tamu undangan yang tidak seperti diundang. Tak ada ucapan terima kasih atas datangnya ia atau hanya sekadar sapaan saja. Atau, beberapa pengisi acara yang mengeluh kepada Saya (lagi-lagi Saya bukan panitia), bahwa ia tak mendapat akomodasi apapun dalam mengisi acara tersebut, bahkan timeline acara yang seharusnya ia ketahui pun tiada kabarnya.
Yang paling parah, saat itu Saya harus mengantar teman yang kebetulan diundang sebagai performance artist di sebuah pameran yang diadakan oleh sebuah kelompok. Namun lucunya, ketika kami datang tak ada tim yang stand by untuk menyambut kedatangan teman Saya sebagai salah satu pengisi acara. Padahal, kami datang terlambat sekitar 10 menit. Teman Saya yang harusnya tampil pukul 4 sore ketika itu akhirnya molor hingga 2,5 jam. Bahkan, jika saja saat itu teman Saya tidak menghubungi penyelenggara, mungkin saja tidak akan ada tim yang datang bahkan hingga pukul 8 malam. Lebih lucunya lagi ketika tim tersebut datang, tak ada kata maaf atau apapun yang diberikan. It was actually ridiculous.
Dalam banyak acara, hospitality ini biasa dipegang oleh bagian liaison officer atau biasa dikenal sebagai LO. Profesi ini mengutamakan hospitality. Karena itulah tugas LO. Menemani peserta maupun tamu undangan. Terkadang juga memenuhi kebutuhan tamu undangan. Tugas liaison officer juga penting sebab mereka menjadi penghubung antara tamu dan panitia untuk saling berkomunikasi dan berkoordinasi untuk suksesnya suatu acara. Tugasnya tidak sekadar menemani saja, namun juga diperlukan komunikasi yang bagus sebagai penghubung. Liaison officer dituntut untuk komunikatif dan ramah. Akan cukup bermasalah apabila seseorang dengan karakter low effort dan pemalu menanggung profesi ini. Pada pameran seni, profesi ini dibutuhkan karena pameran seni seringkali mengundang banyak sekali tamu undangan maupun delegasi dari berbagai daerah. Sehingga dibutuhkan tenaga yang mampu menyambut semua tamu undangan tersebut dan menghubungkan mereka dengan acara. Dan disinilah hal basic seperti hospitality harus dimiliki dan haram hukumnya apabila diabaikan.
Artjog 2022 by Tribun Travel |
Liaison Officer dalam MICE |
Bagi Saya, menyelenggarakan pameran seni rupa memerlukan keseriusan. Tidak hanya sebagai acara memajang karya dan reuni dengan orang-orang, namun penting membuat acara tersebut menjadi sebuah acara yang bisa mengena di memori seseorang atau sekadar membuat acara tersebut menjadi acara yang tidak diremehkan oleh pengunjung karena acara tampak main-main. Sebab acara juga bisa menjadi cerminan diri ataupun kelompok. Salah satunya dengan basic thing like hospitality yang kerap kali diabaikan tadi.